Jalan Raya dan Jalan Pikiran

Saturday, 8 February 2014

Pada bagian ini aku ingin membagisedikit peangalaman. Pengalaman ini kiranya bukan hanya dialami olehku sajatetapi teman-teman pengendara kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, telahpasti dan mestinya menemukan pengalaman ini.

Pengalamannya singkat. Peristiwa ituterjadi pada hari Rabu malam. Peristiwanya terjadi hanya dalam beberapa detikpada beberapa minggu lalu. Saat itu aku sedang mengendara motor.  Di belakangku duduk dua orang teman.  Malam itu aku menjemput teman-teman ditemap-tempat tinggal mereka. Setelahnya kami menuju UGD, salah satu tempat Hot Spot-an di Jogja. Rencananya kamiakan mengobrol di sana sambil menikmati layanan internet yang tersedia.


Untuk sampai di UGD kami mestimelewati beberapa lampu merah di perempatan jalan. Pada salah satu perempatanjalan yang kami lalui kami berhenti karena lampu merah. Kami berada padabarisan kendaraan paling depan.

Setelah beberapa menit menunggu,akhirnya lampunya berpidah ke lampu hijau. Karena mengetahui jalan yang akankami lalui itu jalan satu arah, saya lalu menarik gas dengan kencang. Kami melajudengan kecepatan yang cukup inggi. Tiba-tiba di depan kami muncul sebuah Inova.

Inova itu semestinya menggunakanjalan tersebut sesuai perintah lalulintas yang ada. Perintahnya jalannyahendaknya digunakan untuk satu arah saja. Tapi tidak, Inova itu setelah serobotmasuk, langsung berlawanan arah dengan kami tanpa menyalakan lampu senk.
Aku yang terlanjur melaju dengankeccepatan tinggi terkejut melihat arah Inova teresebut. Keterkejutan itumembuatku kehilangan kendali. Aku berusaha menghindar tetapi nyaris. Motor itutetap saja menabrak bagian belakang Inova. Kami terjatuh.

Rasanya penglaman bukanlahapa-apa. Namun, setelah direfleksikan lebih mendalam ternyata ada halterpenting yang dapat dipetik dari penglama tersebut. Untuk mememtik buah-buahdari pengalaman tersebut caranya mudah saja. Kita analogikan peristiwa tersebutdengan jalan pikiran.
Kendaraan-kendaraan yang terlibatdalam peristiwa itu kita analogikan sebagai manusia. Pengemudinya sebagailogika berpikir. Dan jalan raya adalah jalan pikiran.

Pada proses hidup yang berlarut-larutmenuju satu titik ini, Anda tentunya pernah menemukan orang lain yang berbedapendapat denganmu dan dalam penyampainnya sering memutuskan pembicaraanmu. Itu wajar.Kami pun mengalaminya. Dan rasanya semua orang mengalami hal tersebut.
Ada banyak dampak yang biasanyamuncul akibat perbedaan dan pemutusan penyampaian pendapat itu, mulai darisakit hati hingga sakit pikiran, dan kadang berujung pada sakit padaorgan-organ tubuh. Namun ada solusi yang baik dan tepat.

 Menurutku, perbedaan pendapat hanya dapatterjadi apabila orang keliru dalam berpikir, orang tidak mau mengalah,orang-orang yang terlibat memiliki kepentingan tersendiri dibalikpemikiran-pemikiran yang disampaikan secara kesplisit, dan kadang karena adanyaperasaan tidak saling suka karena faktor-faktor maslah lain yang terjadisebelumnya. Solusinya adalah berlapang dada jika pemikiran kita salah,merendahkan diri, dan hendaknya menerima pemikiran lawan bicara kita.  Tetapi bagaimana jika pemikiran kita adalahbenar adanya?

Hendaknya kita kembali mengoreksijalan pikiran kita. Kemudian berusaha menjelaskan kepada lawan bicara kita yangasal serobot itu. penjelasan yang diberikan hendaknya melalui jalur-jalurberpikir yang ada. Peraturan-peraturan juga hendaknya jika disertakan, jika adaperaturan yang mengikat jalan pikiran tersebut. Penjelasannya juga hendaknyalogis.

Saran tambahan, pendapat yangkita jelaskan hendaknya menggunakan bahasa baku. Pengertian bahasa baku dalamkonteks ini adalah bahasa, kata, logat, atau hal-hal terkait bahasa yangberhubungan dengan kebudayaan lawan bicara kita.

Jika pikiran Anda tetap sajabertantangan dengannya dan Anda telah melalui tahap-tahap di atas dan Andaberada pada posisi kebenaran, tetaplah bertahan. Bila perlu, adakan benda-bendayang mampu menjelaskan maksud tersebut kepadanya. 

Notes:       1. Jangan gunakan jalanpikiran demi kepentingan sendiri.
                2.Taatilah kelogisan sebuah pemikiran.
                3.Jangan melibatkan dendam dalam menjelaskan pemikiran Anda


 ********Teman-teman, tolong berikan saran menyhangkut tulisan ini***********

*********Sarannya tolong kirim melalui inbox*****

#########sa berharap melalui saran-saran itu sa akan tumbuh#############


Oleh : Hery Tebay
Penulis adalah  mahasiswa papua kulia di Yogyakarta.

No comments :

Post a Comment