Oleh:AprilaR. A. wayar, SE*)
SAATINItidak
banyak dokumen ataupun data yang dapat di peroleh unuk djadikan
tolakukur akan eksistensi grup musik asal Pua yang Berjaya di era
1970-an hingga1980-an. Namanya Black Brothers.
Halini tentu berkaitan
erat denganundang-undang pers saat itu dimana lembaga atau media yang
menyediakaninformasi di Negara Indonesia masih sangat terbatas. Ditambah
lagi dengansystem keamanan yang berlaku saat itu saat itu dimana Papua
(baca:Irian Jaya)masih dalam status Daerah Operasi Militer (DOM) yang
entah sejak kapandiberlakukan dan baru dicabut pada tahun 1998 oleh
Pemerintah Indonesiasehingga proses evakuasi keluar Indonesia nyaris
tidak diketahui khalayak umumIndonesia.
Data yang dapat diperoleh
saat ini justru lebihbanyak berasal dari luar Indonesia yaitu tempat
atau Negara-negara yang pernahmenjadi tempat singgah grup ini.
Hitam
Bersuara, begitulah bila Black Brothers diartikansecara harafiah.
Hampir seluruh personil berasal dari Timur Indonesia yangberkulit gelap
sehingga Grup Band ini menamai dirinya Black Brother. Grup Band.Tak
dapat di pungkiri Black Brothers telah menjadi grup legendaries
dalamsejarah musik di Indonesia dan kepulaun Pasifik. Sampai hari ini
Black Brothersmasih menjadi sumber inspirasi bagi pemusik bukan hanya di
Papua dan kepulauanPsifik, di Indonesia Grup Slank juga merilis kembali
lagu-lagu Black Brothers.Musik dan lagu-lagu grup band ini menyentuh
nati banyak orang di Pasifiktermasuk Australia, Selandia Baru bahkan
masyarakat Eropa.
Menurut tabloid mingguan Green Left Weekly dari
Sidney, Black Brotherts menggunakan musicdan lirik mereka untuk
memperjuangkan hak-hak Orang Asli Papua melawanpenindasan Indonesia.
Di
beberapa kota besar di Pulau Jawa yang pernah disinggahi Black
Brothets, harumnya nama grup music ini masih dapat di rasakanhingga saat
ini. Di semarang misalnya, pemuda-pemudi saat itu berlomba-lombamengkribokan rambutnya bila BlackBrothers akan tampil di kota itu.
Pada
tahun 1979 personil grup ini harus melarikandiri ke Papua New Guinea
(PNG) karena di tuduh oleh Pemerintah Indonesiamendukun Gerakan Papua
Merdeka. Ketidakstabilan kondisi social politik di Negara tetangga ini
selain juga kecurigaanakan campur tangan agen Indonesia membuat mereka
harus pindah ke Belanda danmendapatkan kewarganegaraan Belanda. Di
Eropa, grup bend ini melihat bahwapertunjukan tradisional justru
mendapatkan penghargaan. Mereka menggunakan namaPapua kemudian
menyuarakan kebudayaandan pengalaman mereka.
Seperti
pepatah terlajur basah ya sudah madi sajasekalian, pada tahun1983 dan
1984 mereka mulai membuat Organisasi Papua Merdeka(OPM) secara langsung
karena kerinduan mereka akan Pasifik di Vanuatu. Merekajuga menyatakan
kesedihaan untuk menampung warga Papua yang tidak berorientasipada fiksi
tertentu. Dalamperjelanan ke Vanuatu,Black Brother singga di
Sydney,mereka berpartisipasi dalam aksi yang dilakukan oleh kelompok di
Australiayaitu “Friends Of Papua” dan merekajuga menyatakan rasa percaya bahwa Pasifik akan menjadi pendukun utama untukPapua Barat.
Kepindahan
mereka dari PNG ke Vanuatu berkat kerjatokoh penting dalam perjalanan
Black Brothers yaitu Fred Korwa. Di sepanjangtahun 1970-an mereka di
kenal sebagai grup musik Rock’n roll tapi kemudian mereka beralih menjadi Papua-oriented seteleh mereka mendapat ijin mengunjungi PNGlagi.
Di PNG mereka menjadi bintang, baik dari sisi musikmaupun politik. Terakhir mereka di Canberra Australia sejak tahun 1989.
Mereka pernah juga tampil di Melbourne Univercity
pada tahun 1991. Penampilan terakhir merekayang bias di peroleh datanya
yaitu Di Papua New Guinea pada tahun 2002 atasundangan dari pemerintah
setempat. Agustinus Rumaropen, gitaris pada Grup Bandini perpulang pada
rumah Bapa di Sorga pada tahun16 Mei 2005 lalu dalam usia 52tahun.
Almarhum meninggalkan seorangistri Anthomina Rumaropen dangan dua cucu
laki-laki. Ia adalah sosok yangdinamis dan pemerhati masalah kemanusiaan
khususnya untuk Rakyat Papua.
Hingga saat ini belum ada data konkrit penyebabhengkangnya Black Brothers ini dari Indonesia. Grup Band beraliran pop, rock, funky blues (disco)
yangbanyak di pengaruhi Grup Santana ini kemudian lebih banyak
mengambil bagiandalam Gerakan Papua Merdeka setelah di paksa keluar dari
Indonesia. Kaos danrekaman lagu-lagu mereka tersebar cukup luas di
Papua hingga saat ini.
Satu perstu personil Black Brothers
yang sudahlanjut usia kembali ke pangkuan-Nya. Nasib yang hamper sama
dengan salah satulagu dalam Albumnya “Pusara Tak Bernam” Grup Band
inipun hampir terlupakan diantara merekanya kemunculan Grup Band yang
ada diIndonesia saat ini.
Selamat jalan Pahlawan music Indonesia,
semogaindahnya alunan musik karyamu menjadi motivasi bagi generasi muda
Papa danIndonesia untuk membangun Papua dan Indonesia.
*) Alumni FakultasEkonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
=========================================
Sumber: http://majalahselangkah.com/, Edisi XI, Agustus-Oktober 2007
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment