PAGI SIANG, DARAH MENGALIR

Thursday, 8 May 2014

Pagi itu
Mentari pagi bersinar menyinari alam raya
Burung-burung berkicau mengililingi jagat
Embun pagi menyelimuti senyum di pagi hari itu


Pagi itu
Senyum dan tawa hilang dalam darah anak tak berdosa.
Luka tergores menyakitkan mendengar berita.
Hati mencekam mendengar nyawa terbayang
Sunyi rasa dunia mendengar kepergiannya.

Pagi itu
Darah mengalir bersama korban jiwa.
Kawanku, dia sengaja di tabrak.
jalan raya dogiyai-nabire menjadi saksi bisu.
Air mata ibunya hilang bersama kabut pagi.

Pagi beringjak pada siang
Mata hari mulai naik meninjak pada awan biru.
Darah semakin bertambah membentuk sungai.
Korban bertambah semakin memunjak.
Rakyat sipil mejadi korban.
Militer semakin menjadi di sana di tanahku dan di daerahku,

Siang itu
Militer semakin menjadi-jadi
Mengejar membunuh rakyat sipil
Sunggu kejamnya militer Indonesia.
Sunggu kejam Bromop Indonesia.

Karya : Desederius Hendrik Jhon Goo
Asrama Kamuu Numbay, 6 Mei 2014

No comments :

Post a Comment