Pagi itu
Mentari pagi bersinar
menyinari alam raya
Burung-burung berkicau
mengililingi jagat
Embun pagi menyelimuti
senyum di pagi hari itu
Pagi itu
Senyum dan tawa hilang
dalam darah anak tak berdosa.
Luka tergores menyakitkan
mendengar berita.
Hati mencekam mendengar
nyawa terbayang
Sunyi rasa dunia mendengar
kepergiannya.
Pagi itu
Darah mengalir bersama
korban jiwa.
Kawanku, dia sengaja di
tabrak.
jalan raya dogiyai-nabire
menjadi saksi bisu.
Air mata ibunya hilang
bersama kabut pagi.
Pagi beringjak pada siang
Mata hari mulai naik
meninjak pada awan biru.
Darah semakin bertambah
membentuk sungai.
Korban bertambah semakin
memunjak.
Rakyat sipil mejadi
korban.
Militer semakin menjadi di
sana di tanahku dan di daerahku,
Siang itu
Militer semakin
menjadi-jadi
Mengejar membunuh rakyat
sipil
Sunggu kejamnya militer
Indonesia.
Sunggu kejam Bromop
Indonesia.
Karya
: Desederius Hendrik Jhon Goo
Asrama
Kamuu Numbay, 6 Mei 2014
No comments :
Post a Comment