Jayapura –
Anggota DPR RI asal Papua, Diaz Gwijangge menegaskan dirinya tak setuju
jika pimpinan tertinggi OPM, Goliat Tabuni dinyatakan DPO. Membunuh
para tokoh pejuang Papua tak akan menyelesaikan masalah.
“Saya tak setuju jika Goliat Tabuni dikatakan DOP agar dia bisa dibunuh,
karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Beberapa tokoh pejuang
Papua Merdeka seperti They Eluay, Keli Kwalik hingga Mako Tabuni
dibunuh, tapi masalah tidak selesai. Meski para pejuang ini meninggal,
isu Papua merdeka tetap ada,” kata Diaz Gwijangge, Senin (8/4).
Menurutnya, tidak ada yang memaksa orang Papua berteriak merdeka. Itu
adalah ideologi politik orang Papua sendiri, sehingga penyelesaiannya
juga harus dengan cara politik. Lewat dialog atau apapun namanya yang
penting kedua pihak duduk bersama.
“Kita tidak usa baku tipu. Kita sudah melihat apa yang terjadi di Timor
Leste. Jika Aparat melalukan hal-hal tersebut, maka bisa dikata ada
genoside di Papua. Jadi saya pikir Kapolda harus jeli melihat masalah
ini. Jangan langsung menuding dan menjadikan sesorang DPO. Ada prosedur
yang harus dilakukan. Negara harus menjamin hak hidup setiap orang. Yang
bisa mengambil nyawa manusia hanya Tuhan, bukan manusia,” ujarnya.
Dikatakan, menyelesaikan masalah Papua harus tuntas. Tidak hanya
sepotong-sepotong. Apalagi sudah ada etika yang baik dari orang asli
Papua untuk selesaikan masalah Papua. Jaringan Damai Papua (JDP) sudah
mendorong dialog, itu harus segera direspon baik oleh pemerintah RI dan
melibatkan mereka yang dikatakan OPM untuk dialog.
“Aceh dan Papua statusnya sama. Tidak ada bedanya. Bahkan GAM Aceh bisa
dikatakan peralatan dan struktur mereka tertata baik. Lalu kenapa Aceh
bisa diselesaikan lewat perjanjian Helsinkin. Lalu Papua tidak bisa?
Berarti ada diskriminasi,” kata dia lagi.
Selain itu dikatakan, ada dua kebijakan pemerintah yang keliru di Papua.
Orang Papua diberikan Otsus tapi ternyata dalam penerapannya pusat
tidak konsisten. Pusat juga memberikan pemekaran seenaknya untuk Papua
dan ini kerap menimbulkan konflik antara sesama orang asli Papua.
“Jadi harusnya pemerintah dan orang asli Papua duduk bersama untuk
dialog. Bahkan jika perlu ada pihak ketiga seperti GAM lalu. Kenapa
Papua tidak bisa begitu, sementara Aceh bisa? Pemerintah seolah tidak
serius menyeselesaikan masalah Papua sehingga terus terjadi kekerasan,”
ujar Diaz Gwijangge. (Jubi/Arjuna)
No comments :
Post a Comment